Opini Mahasiswa: Kritis itu Haram

mahasiswa bersuara kritis itu haram

OMAHBACA.ID - Pada artikel kali ini saya akan menyampaikan sebuah opini dari seorang mahasiswa menanggapi sebuah persoalan tentang Kritis itu Haram!
Tugas mahasiswa itu kuliah, lulus cepat, lalu kerja!

Slogan seperti itu pasti sangat kontroversial di pikiran pembacanya. Sebagai seorang mahasiswa pasti sudah mendapatkan wejangan dari orangtua untuk "kuliah yang benar, mendapatkan nilai bagus, lalu mendapatkan pekerjaan".

Itu adalah amanah yang setiap mahasiswa bawa dari kampung halaman masing-masing.

Menjadi mahasiswa adalah fase dimana fikiran sedang berkembang pesat karena selalu dihadapakan oleh realitas.

Mahasiswa yang katanya sebagai agent of change dan agent of control, Namun ketika mahasiswa menyampaikan suara, memberi kritikan dan solusi dianggap mencemarkan nama baik kampus. Lalu mendapatkan segala macam ancaman dari kampus.

Disitulah kadang mahasiswa merasa dilema melihat realitas yang ada sekarang, di satu sisi harus cepat menyelesaikan kuliah dan di sisi lain gelisah melihat buruknya keadaan kampus atau sekitarnya.

Jika bersuara dapat dikecam, jika diam tak akan ada perubahan.

Seharusnya jajaran birokrasi kampus tidak langsung menanggapi suara mahasiswa dengan sebelah mata, namun dapat menjadikannya koreksi dan refleksi bersama. Karena sejatinya masih ada setitik perwakilan mahasiswa yang ingin perubahan yang lebih baik akan keadaan kampus dan sekitarnya.

Lebih luas lagi kita lihat realita di negeri ini, negeri yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Tetapi jika ada yang bersuara dan mengkritik selalu dibungkam oleh para petinggi negera. Pasti menuduh bahwa kritikan mahasiswa dianggap berbahaya dan menganggap mahasiswa tak tahu apa-apa tentang keadaan.

Padahal bisa jadi mahasiswa yang lebih tahu keadaan disekitarnya dan solusi apa yang seharusnya dilakukan. Tetapi, saat mahasiswa bersuara selalu dihalang-halangin dan tak pernah di dengar.

Sebagai contoh peristiwa 98, sebelum mencapai puncak kemenangan bagi seluruh elemen masyarakat, mahasiswa sudah sering sekali turun ke jalan untuk menuntut hak dan keadilannya terhadap sistem pemerintah Orde Baru yang begitu buruk pada kala itu.

Baca Juga: Industri Kreatif Solusi Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC)

Apa yang didapat? Tidak dapat apa-apa.

Pemerintah pada waktu itu tidak pernah mendengar keluh kesah rakyatnya, bahkan mahasiswa sampai bersuara turun ke jalan dan menyampaikan kritikannya. Tapi, tetap saja pemerintah tidak pernah mendengar seolah-olah menutup telinga rapat-rapat.
Sumber: galena.co.id
Kritikan mahasiswa dianggap bahaya untuk negara!

Hingga elemen keamanan yang diturunkan untuk menjaga mahasiswa dipersenjatai dengan peluru tajam. Puncaknya terjadi penembakan terhadap mahasiswa yang dikenal hingga saat ini sebagai Tragedi Trisakti. Memang tragedi ini bukan penyebab utama kerusahan 98 pada kala itu, tapi menjadi martil yang sangat besar bagi elemen mahasiswa.

Jangan larang mahasiswa untuk bersuara menyampaikan kritikan, gagasan, serta solusi tapi cobalah untuk mendengarkan kami wahai kalian para petinggi negeri ini.

Jangan pula menganggap kami sebagai sebuah ancaman bagi negara, bisa saja salah satu dari kalian lah yang menjadi ancaman bagi negara ini wahai para petinggi negeri ini.

Jangan anggap para mahasiswa tidak mengerti apa-apa dan suara kami tidak ada harganya, karena suara kami bisa saja yang paling baik untuk menjadi solusi akan masalah-masalah yang terjadi wahai para petinggi negeri ini.

Maka jangan haramkan kritikan kami!

Penulis:
Hakim, Surabaya
Opini Mahasiswa: Kritis itu Haram Opini Mahasiswa: Kritis itu Haram Reviewed by OmahBaca on 4:38 PM Rating: 5